Pada
21 maret 1977, ahli kimia dan mikrobiologi Prancis, Louis Pasteur mulai
meneliti bakteri anthraks yang ganas di laboratoriumnya di Lille, Prancis. Hal
itu terkait wabah penyakit anthraks yang mewabah pada 1876-1877 yang membunuh
begitu banyak sapi dan domba.
Pada
1876, ilmuwan Jerman Robert Koch berhasil mengisolasi basil anthraks. Pasteur kemudian
membuktikan bahwa penyakit anthraks disebabkan organisme tersebut, bukan akibat
racun. Ia meneliti larutan yang mengandung infeksi. Ia menemukan bahwa pada
faktor pengenceran 1 terhadap 100, organisme tersebut mash berakibat fatal
karena terus berkembang biak.
Pada
1881, Pasteur berhasil membuat vaksin
yang diperoleh dari bakteri anthraks yang sudah dilemahkan. Pengujian dilakukan
pada 5 mei 1881 dan memperlihatkan hasil
yang positif.
Sapi dan domba yang diinokulasi dengan vaksin menunjukkan
kekebalan dan selamat, sedangkan kelompok kontrol yang tidak divaksin mati. Uji
coba terhadap manusia kemudian dilakukan terhadap Joseph Meister pada 6 juli
1885. [artikel ini dikutip sepenuhnya dari harian Kompas, tgl 21 maret 2013 hal 49, oleh Ignatius hekso yudiono].
[*gambar di-copy dari google-image]
No comments:
Post a Comment